Rabu, 20 September 2017

BLEEDING IKAN PATIN


OLEH SUTISNA

Ikan patin digolongkan pada kelompok catfish, kelompok ikan yang berkumis seperti lele atau baung. Ikan patin termasuk komoditas ikan air tawar yang di Indonesia perkembangannya sangat pesat. Ada 3 jenis ikan patin di Indonesia, namun yang dibudidayakan adalah patin siam (Pangasius hiphotalamus) karena species ini mempunyai kemampuan mentolerir kondisi perairan yang jelek dan dapat hidup pada salinitas 7 dengan Ph 6,5 -7,5. Serta dagingnya berwarna cerah atau putih, dan daging warna putih inilah yang sekarang dicari konsumen terutama untuk eksport.
Wilayah Sumatera adalah sebagai daerah pengembangan ikan patin yang cukup besar, terlebih memang ada jenis ikan patin yang berasal dari jambi. Sehingga ikan patin tidak asing lagi dan menjadi menu pavorit di setiap masakan orang Sumatra. Wilayah lain di Indonesia untuk pengembanagan ikan patin diantaranya Kalimantan dan Jawa.
Produksi  ikan patin di Indonesia berkembang  cukup pesat. Menurut  Statistik perikanan budidaya tahun 2008 produksi patin mencapai 52.470 ton dan tidak tanggung-tanggung pada tahun 2104 ditarget  1,8 juta ton. Penghasil ikan patin dunia terbesar  adalah Vietnam dengan total produksi pertahun 3 juta ton.
Daging ikan patin termsuk daging ikan yang enak dimakan dan digemari lidah orang sumatera yang sudah sangat akrab dengan daging ikan patin. Berbagai olahannya pun sudah bisa dibuat seperti patin asap dan abon patin, kerupuk ikan patin, bakso ikan  dan yang paling terkenal adalah pindang ikan patin.
Walaupun rasa daging ikan patin sudah terasa enak namun ada lagi cara agar bisa mengurangi amis serta pengau dan menjadikan ikan patin gurih dan lezat bagai diberi bumbu masak penyedap rasa yaitu dengan cara di bleeding.
Apakah bleeding pada ikan patin itu ?
Bleeding adalah istilah baru dalam perikanan yang kurang lebih diartikan sebagai cara penyembelihan ikan patin dengan menggunakan pisau atau gunting tanaman yang memotong urut darah sekitar tenggorokan atau di bawah overculum agar darahnya bisa keluar dan dilakukan dalam sebuah wadah yang sebaiknya wadah itu berisi air mengalir.
Prinsipnya adalah ikan patin yang akan diolah dalam proses kematiannya harus mengeluarkan darah. Sehingga dengan darahnya keluar maka bau amis dan pengau hilang dan rasapun menjadi gurih lezat.
Adapun cara  bleeding sangat mudah yaitu pertama siapkan bahan atau wadah yang berisi air lebih baik jika airnya ngalir, Siapkan alat pemotong urat darah bisa pisau atau gunting tanaman. Potonglah urat atau bagian yang terletak di bawah insang (overculum). Setelah itu ikan yang sudah diptong dan mengeluarkan darah ditempatkan pada wadah yang berisi air, biarkan beberapa saat sampai darahnya keluar semua.

Gambar Cara bleeding ikan patin

Adapun ukuran ikan patin yang dapat dibleeding bisa semua ukuran. Di kecamatan Palas ikan yang di bleeding ukuran 800 ons ke atas. Ukuran besar memudahkan dalam cara fillet dan hasilnya lebih memenuhi standard permintaan pasar.
Selain pada rasa , bleeding ini juga berpengaruh terhadap harga. Jika ikan patin tanpa bleeding dan dijual hidup maka harganya sekitar Rp.12.000 per kg nya sedangkan jika sudah dibleeding dan dalam keadaan mati harganya menjadi Rp.13.000. Dari kecamatan Palas ikan patin hasil bleeding di kirim ke c oldstorage yang berada di cikampek per bulannya sekitar 36 ton.
Untuk olahan ikan yang menggunakan ikan patin  sebagai bahan bakunya seperti abon patin, patin asap, bakso ikan , nugget ikan, dan pindang patin sebaiknya dilakukan bleeding. Sehingga rasa dan aromanya lebih enak dan tidak amis, tidak bau lumpur atau pengau.

Semoga bermanfaat.