Senin, 20 November 2017

INOVASI PEMBUATAN KAKABAN DENGAN MEDIA KARUNG CABE


Oleh : Sutisna, S.PKP
Pendahuluan
Inovasi adalah suatu ide, perilaku, produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan/diterapkan/dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat. Dengan inovasi baru maka semakin memudahkan orang dalam menjalankan usaha dan kegiatan bisnisnya. Konsumsi inovasi baru bukan untuk seseorang saja melainkan untuk semua mereka yang terkait dalam usaha atau kegiatan tertentu terutama di bidang perikanan dan kelautan.
Inovasi bidang perikanan pembuatan kakaban dengan media karung cabe sebagai penempel substrat telur ikan adalah sebagai kegiatan yang timbul dari sesuatu ide dan praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui dan  dapat mendorong terjadinya perubahan dalam kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya yang dilaksanakan dalam suatu bisnis perikanan dalam hal ini adalah usaha pembenihan ikan terutama komoditas  ikan lele. Ternyata inovasi teknologi perikanan menjadikan semakin mudah, efektif dan efesien dalam pengaplikasian suatu kegiatan bidang perikanan dan kelautan.
Dalam kegiatan pembenihan ikan selain harus disediakan induk jantan dan betina, kolam atau bak pemijahan serta peralatan dan bahan lainnya, maka dibutuhkan pula yang namanya kakaban karena tanpa kakaban maka pembenihan tidak akan terjadi dengan sempurna dan menguntungkan. Dahulu kakaban sebagai penempel telur terbuat dari alang-alang kering , daun pisang kering atau daun kelapa kering bahkan rumput kering yang di hamparkan begitu saja. Kakaban berkembang terus, sehingga ada usaha penempel telur itu disatukan agar rapih  dan teratur dengan menggunakan bambu dan kayu untuk penggapitnya. Hal ini agak cukup merepotkan, akhirnya seolah-olah kembali ke semula , kini kakaban cukup hanya dihamparkan. 


Bagi para pembudidaya ikan  air tawar, khususnya para pembenih ikan  sudah dipastikan kenal dengan yang namanya kakaban.  Kakaban adalah sebagai bahan/substrat penempel telur ikan hasil perkawinan antara induk jantan dan betina yang dipasang di kolam pemijahan. Kakaban umumnya terbuat dari ijuk yang digapit dengan belahan bambu atau kayu. Ukuran kakaban bervariasi tergantung luas ukuran kolam pemijahan, namun umumnya bisa dibuat dengan ukuran lebar 40 cm dan  panjang 120 cm, untuk setiap kali pemijahan biasanya dipasang 5 -10 buah kakaban per kg induk betina. Kakaban seperti ini masih banyak dipakai oleh beberapa pembenih atau UPR yang ada di kecamatan Palas. Yang mulai mersakan kesulitan untuk mendapatkan bahan kakabannya terutama ijuk.

Gambar Kakaban terbuat dari ijuk


Tujuan
Tujuan inovasi pembuatan kakaban dengan media karung cabe adalah agar dapat mengembangkan usaha perikanan khususnya pembenihan ikan  menjadi lebih efektif, efisien, ekonomis, berdaya saing tinggi, ramah lingkungan dan menghargai kearifan tradisi/budaya lokal.

Masalah
Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan keadaan maka pembuatan kakaban (substrat) penempel telur dari ijuk menjadikan permasalahan. Permasalahan yang timbul akibat penggunaan ijuk untuk kakaban adalah berpengaruh pada kualitas air karena ijuk mengeluarkan kotoran akibat dari lunturnya dan proses pembusukan ijuk dalam air. Parameter kualitas air
yang terpengaruh akibat penggunaan kakaban ijuk adalah kekeruhan,menurunnya kandungan oksigen karena ada proses pembusukan ijuk, dan menimbulkan bau.  Ijuk juga dapat melukai induk yang dipijahkan karena ijuk keras dan tajam sehingga induk bisa cacat dan bisa menyebabkan stres tidak mau mijah . Jika pemijahan dilakukan pada kolam terpal maka dengan tajamnya kakaban ijuk bisa menjadikan kebocoran yang mana jika tidak terkontrol kuantitas air jadi berkurang. Selain itu ternyata ijuk saat ini semakin susah diperoleh karena banyaknya pohon aren yang ditebang untuk keperluan lainnya. Kelemahan lainnya dari penggunaan kakaban ijuk ini adalah apabila telah selesai dipakai tidak sempat dijemur maka akan ditumbuhi oleh jamur yang akan menjadi sumber penyakit pada ikan. Penggunaan kakaban ijuk kurang ramah lingkungan  . Karena Inovasi  ramah lingkungan yaitu teknologi yang tidak mencemari lingkungan dan tidak berbahaya bagi makhluk hidup, atau disebut juga teknologi yang bersahabat dengan lingkungan. 

                              

Inovasi kakaban
Untuk itu perlu diganti dengan cara baru yang lebih efisien dan efektif serta aman dalam melakukan pembenihan terutama dalam kegiatan pemijahan yaitu dengan mengganti kakaban ijuk dengan bahan kakaban yang lebih baik dan aman. Adapun yang dimaksud dalam hal ini sebagai pengganti kakaban ijuk kita gunakan kakaban/substrat penempel telur yang terbuat dari yang sederhana , mudah didapat, murah dan hasilnya aman yaitu dengan menggunakan karung yang biasanya digunakan untuk cabe atau bawang.


                                                         Gambar foto karung cabe


Keuntungan apa saja yang dapat diperoleh jika kita menggunakan kakaban dari karung cabe, berikut adalah keuntungan–keuntungannya :
1.      Kualitas air dapat lebih terjaga, terutama kekeruhan karena tidak terjadi lunturnya bahan pembuat kakaban dari karung cabe
2.      Mudah diperoleh, kita bisa mencari ke toko-toko penjual karung
3.      Telur ikan dapat lebih merata , tidak menumpuk atau menggumpal karena poripori karung agak jarang-jarang dan halus.
4.      Harga murah, karung cabe yang baru dapt dibeli dengan harga sekitar Rp. 2.500 per buah.
5.      Praktis karena dalam pembuatanya tidak perlu tali apalagi paku dan bambu
6.      Tahan lama, karung cabe bisa dipake dan tahan selama 2 tahun.
Cara Pembuatan
Adapun pembuatanya kakaban dari karung cabe sangatlah mudah dan sederhana yaitu sebagai berikut :
1.      Siapkan karung cabe, bersihkan dengan air, jemur sampai kering
2.      Siapkan ukuran, buatlah ukuran kakaban sesuai dengan ukuran kolam pemijahan, sehingga dasar kolam pemijahan dapat tertutup rapat.
3.      Bila karung yang ada ukuran kurang mencukupi bisa digabung dengan cara dijahit.
4.      Rapikan kakaban yang sedang dibuat                                     
Cara Pemasangan
Sedangkan cara pemasangannya kakaban karung cabe di kolam pemijahan adalah cukup mudah. Siapkan kolam pemijahan masih dalam keadaan kering, pasang kakaban pada dasar kolam sehingga dasar kolam tertutup rapat dengan  kakaban , beri genteng atau bata merah diatas kakaban pada  keempat sudut kakaban dan ditengah agar kakaban tidak mengembang saat diberi air.

Semoga bermanfaat dan selamat menccoba.

Selasa, 10 Oktober 2017

TEKNIK PERBAIKAN PEMBUATAN ABON LELE


Oleh Sutisna, S.PKP

I.                    Pendahuluan
             Kini yang namanya abon lele sudah terkenal bukan hanya di dalam negeri  tapi keluar negeri. Diantaranya ke Belanda dan Swis.Di daerah-daerah, Pengusaha abon lele baik perorangan maupun secara kelompok sudah bermunculan dengan omset penjualan yang cukup signifikan dan keuntungan yang cukup besar. Produksi yang dicapaipun sudah cukup terhitung besar dan kontinyu, ada yang perharinya 20 kg abon sampai mungkin ratusan kg. Dampak positif yang dirasakan adalah membanntu para pembudidaya lele tidak kuatir lele tidak laku karena selain dijual ke pengumpul juga dapat dijual ke pengrajin pembuatan lele abon serta dapat memanfaatkan tenaga kerja yang ada di sekitar lingkungan pembuat abon lele serta berpangaruh pada tingkat perekonomian setempat. Namun kalau dilihat dari teknik cara pembuatan labon lele masih perlu banyak yang disempurnakan sehingga bisa
    meningkatkan produksi dan meningkatkan pula pada tingkat kesejahteraan masyarakat.


           Abon lele semakin digemari dan disenangi untuk dikonsumsi karena abon lele adalah makanan yang berprotein tinggi, aman , murah dan sehat. Sejauh ini tidak ada pembuatan abon lele ditambah dengan zat-zat kimia berbahaya  sebagai campuran pengawet karena lele dibuat abon adalah sama dengan dilakukan pengawetan . Abon lele harganya murah karena terjangkau oleh masyrakat berpenghasilan rendan sampai menengah ke atas . Harga nya dibanding dengan abon daging lainnya tergolong lebih murah .Mengkonsumsi abon lele dapat ikut mencerdaskan bangsa karena kandungan protein abon lele bisa mencapai 19 % (BBp2hp, 2012). Abon Lele juga jika disimpan pada lemari pendingin bisa mencapai 6 bulan dan bila disimpan pada suhu biasa maka bisa tahan 2 bulan, tentunya dengan kemasan yang baik.

II.                  Cara Membuat Abon Lele
             Inilah cara pembuatan abon lele yang umumnya masih digunakan oleh para pembaut abon lele yang sudah terbiasa atau para pemula yang belum dilakukan perbaikanan teknik pembuatan  abon lele.
1.      Bahan yang digunakan adalah ikan lele yang mempunyai cirri-ciri sipat fisik  kondisi segar, warna daging cerah, kenyal dan tidak berbau busuk.
2.      Bahan tambahan, bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan abon lele adalah rempah-rempah, gula pasir,garam dan penyedap rasa MSG.  bawang putih, ketumbar,,lengkuas, sereh dan daun salam
3.       Peralatan,
Peralatan yang biasa digunakan dalam pembuatan abon adalah
1). Mesin Peniris (spiner), mesin ini digunakan untuk membuang air dalam daging ikan yang telah direbus, serta membuang minyak  goreng dari bakal abon ikan yang telah digoreng.
2).Mesin pencabik daging, mesin ini digunakan untuk memarut kelapa dan lengkuas
3).Sealler, alat ini digunakan dalam proses pengemasan hasil akhir abon
4).Panci Besar
5).Wajan dan sodet
6).Tungku
7).Pisau
8).Tampah
9).Garpu Besar
10)Baskom plastic besar dan kecil

4.      Proses Produksi
Dalam proeses produksi untuk mendapatkan abon sangatlah mudah dan sederhana  yaitu :
a.      Pengadaan bahan baku, Siapkan ikan lele berupa ikan lele yang segar dan sehat serta utuh
b.      Penyiangan bahan baku, pada proses  persiapan penyiangan yaitu pemotongan ikan dan pencucian daging ikan , maka bagian kepala dan isi perut  ikan dibuang. Daging ikan hasil tahap penyiangan sebaiknya direndam dalam air yang dicampur dengan air cuka. Kadar air cuka yang dipakai adalah kurang lebih 2 %. Ini dilakukan untuk membuat bau amis hilang. Selain menggunakan cuka bau amis pada ikan lele juga bisa dihilangkan dengan menambah serai pada bumbu abon.
c.       Perebusan , potongan ikan yang  telah direndam dalam air cuka kemudian disusun kedalam panci besar dan direbus selama 30 – 60 menit. Pross perebusan akan dihentikan setelah daging ikan menjadi lunak. Selama proses perebusan tersebut juga ditambahkan daun salam dan garam.
d.      Penirisan I, ikan yang telah direbus kemudian dipres dengan mesin pengepres bisa dengan spiner atau pengepres manual. Sebelum di pres, daging ikan tersebut sebaiknya ditiriskan terlebih dahulu sekitar lima sampaai 10 menit. Tahap pengepresan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada daging ikan yang telah direbus. Makin sedikit kadar air yang dikandung  dalam daging, maka akan baik pula serat-serat daging yang dihasilkan.
e.      Pencabikan I, setelah daging ikan di pres , kemudian dilakukan proses pencabikan sampai menjadi serat –serat.  Proses ini bisa dilakukan dengan tangan atau dengan mesin pencabik (giling).
f.        Pemberian bumbu dan santan   ikan , pada tahap ini serat-serat daging hasil pencabikan ditambahkan bahan-bahan pembantu (bumbu-bumbu). Bumbu-bumbu yang ditambahkan terdiri dari: bawang putih, ketumbar, lengkuas yang telah diparut, gula pasir , garam dapur , serai , santan kelapa dan bisa juga ditambahkan daun kari, untuk memberikan rasa kare pada abon lele.
g.      Penggorengan , setelah bumbu –bumbu tercampur secara merta dalam serat-serat  daging ikan , kemudian dilakukan penggorengan kurang lebih 60 menit.  Selama proses penggorengan secara terus menerus dilakukan pengadukan agar abon ikan yang dihasilkan matang secara merata dan bumbu-bumbu dapat meresap dengan baik. Tahap penggorengan ini akan dihentikan setelah serat-serat  daging  yang  digoreng sudah berwarna kuning kecoklatan.
h.      Penirisan II, tahap  produksi  berikutnya adalah pengepresan kembali  sera-serat  daging  ikan yang telah digoreng . Proses pengepresan tahap  kedua ini bertujuan untuk mengurangi kadar minyak pasca proses penggorengan.
i.        Pencabikan II, setelah dipres , kemudiana dilakukan pencabikan tahap II agar tidak terjadi penggumpalan . Proses pencabikan tahap II ini akan dihentikan setelah terbentuk produk akhir berupa abon ikan dengan tekstur yang seragam.
j.        Pengemasan , pada tahap akhir produkasi dilakukan pengemasan abon ikan. Jika pengemasan tidak langsung dilakukan , maka produksi abon ikan akan disimpan terlebih dahulu dalam kantong plastic besar digudang  penyimpanan sebelum dilakukan pengemasan.  (dari berbagai sumber)

III.                Teknik Perbaikan dan Pembahasan
              Pada cara pembuatan abon ikan pada bab II diatas adalah cara pembuatan abon ikan yang banyak dilakukan pada umumnya . disini masih terlihat banyak hal yang perlu perbaikan  sehingga menghasilkan abon lele yang berkualitas serta produk  yang lebih banyak.
Adapun yang harus menjadi  perbaikan adalah sebagai berikut :
1.      Pada bahan yang di persiapkan adalah, berupa ikan lele dalam keadaan segar, warna daging cerah, daging terasa kenyal dan tidak berbau busuk artinya ikan lele itu dalam keadan hidup kemudian di sembelih langsung  diproses. Bahan bukan berasal dari lele yang sudah  mati yang dimasukan dalam lemari pendingin atau mati sudah lebih dari 6 jam. Hal ini akan berpengaruh pada hasil akhir, yaitu mendapatkan kualitas abon yang baik dan rasa lebih enak.
2.      Pada  bab II no 4 bagian a.  Tentang proses produksi  untuk pengadaan bahan baku teknik perbaikannya adalah  bahan baku berupa ikan lele dengan bobot per ekor usahakan diatas 1 kg dan berkelamin jantan, hal ini  akan menghasilkan serat abon atau tekstur yang halus, dan renyah. Sebab lele yang berukuran besar dan jantan memiliki serat  lebih kompak  ototnya . kemudian jika bahan baku betina akan ada telurnya yang bobot  telurnya bisa mencapai 10 % dari bobot badanya. Ikan lele yang besar mencirikan otot dagingnya yang kompak  yang  dapat menghasilakn produk abon mengembang  tidak  menggumpal karena serat ikan besar dan panjang-panjang.
3.      Pada segmen penyiangan bahan baku, kepala ikan tidak perlu dipotong  kemuadian di buang. Pemotongan kepala sama dengan membuang sebagian daging ikan.  Pengalaman kami, bila kepala ikan dibuang  maka dari 20 kg bahan akan menjadi abon 7 kg, sedangkan jika tidak dibuang kepalany menjadi 8 kg.  Sedang untuk menghilangkan amis gunakan honje.
4.      Setelah ikan lele di kukus dan diambil dagingnya sebelum dipres airnya pada spiner terlebih dahulu daging hasil kukusan itu di tumbuk. Mengapa harus ditumbuk karena apabia ada duri bisa diambil durinya dan yang lebih penting lagi dengan ditumbuk ini maka hasil akhir abon tidak menggumpal lebih mengembang seperti kapas.

Demikian semoga bermanfaat. Amin



Kamis, 21 September 2017

HERBAL SAMBILOTO PENCEGAH DAN OBAT SERANGAN AEROMONAS


Oleh  Sutisna
Akhir-akhir ini manusia tambah sadar bahwa penggunaan antibiotic dapat merusak lingkungan dan kesehatan sehingga dalam dunia perikananpun pencegahan dan pengobatan ikan menjadi alternatif dengan menggunakan herbal. Diantaranya dengan memanfaatkan tanaman sambiloto
Gambar Tanaman Sambiloto
Sambiloto (Andrographis paniculata) adalah tanaman perdu obat-obatan herbal yang mudah tumbuh dan mudah diperoleh. Di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang biak sangat mudah. Tidak memerlukan persyaratan khusus dalam perkembang biakannya. Perbanyakan sambiloto sangat mudah dilakuakan yaitu dengan menyebar biji maka akan tumbuh terus baik di pekarangan atau di kebun-kebun.
Ternyata sambiloto mempunyai khasiat dalam pencegahan dan pengobatan untuk penyakit aeromonas pada ikan khususnya ikan lele. Penggunaan sambiloto adalah salah satu alternative dalam penanggulangan penyakit aeromonas dikarenakan relative lebih aman tidak ada efek samping, mudah diperoleh, ramah lingkungan karena dapat hancur tidak meninggalkan residu dan harganya murah.
Penyakit bakteri yang disebabkan oleh aeromonas pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1980 yang menyebabkan puluhan ton ikan air tawar mati di jawa barat dalam waktu satu bulan. Serangan bakteri aeromonas hidropila  ini dapat menyerang dengan tingkat serangan sampai 80 %  bahkan bisa 100 % atau semua ikan yang terserang bakteri aeromonas hidropila akan mati semuanya.
Pemberantasan penyakit bakteri paada saat itu dengan menggunakan antibiotika berupa tetrasickin, khloropenil dan sejenisnya. Yang mana bisa menyebabka kekebalan dan ada residu berbahaya pada lingkungan dan tertganggunya  kesehatan manusia. Maka penggunaan Herbal sebagai obat maupun pencegah penyakit saat ini perlu disosialisasikan dan diaplikasikan terutama oleh pelaku utama  seiring program pemerintah pada saat ini yaitu Cara Budidaya ikan yang baik (CBIB).
Penggunaan untuk pencegahan dan pengobatan herbal sambiloto ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1.      Pencampuran dengan pakan
2.      Perendaman pada ikan yang sakit
Pada cara pencampuran dengan pakan adalah sebagai berikut amnbil daun sambiloto kemudian rebus. Ambil air rebusan , diangin-angikan selama 10-15 mmeniet setelah itu campur dengan pakan dan berikan pada ikan. Lakukan selama 7 hari kalau untuk pengobatan sedangkan untuk pencegahan cukup seminggu sekali.
Penggunaan sambiloto dalam pakan berguna dalam menekan munculnya kelainan klinis, Zat Andrografolide pada tanaman sambiloto memperlihatkan sebagai antiperatik, antiulceroganic dan antiinflamasi. Sedangkan rebusan sambiloto dapat meningkatkan daya phagositosis sel darah putih dan bersifat bakteriostatik atau dapat menghambat pertumbuhan bakteri aeromonas hydropila
Pada cara perendaman , ambil daun sambiloto dengan dosis 200-300 gram / liter air. Ikan yang terserang direndam dalam larutan ini, biasanya Selama 10 jam ini perendaman dalam jangka waktu lama. Lakukan sampai ikan sembuh.


Rabu, 20 September 2017

BLEEDING IKAN PATIN


OLEH SUTISNA

Ikan patin digolongkan pada kelompok catfish, kelompok ikan yang berkumis seperti lele atau baung. Ikan patin termasuk komoditas ikan air tawar yang di Indonesia perkembangannya sangat pesat. Ada 3 jenis ikan patin di Indonesia, namun yang dibudidayakan adalah patin siam (Pangasius hiphotalamus) karena species ini mempunyai kemampuan mentolerir kondisi perairan yang jelek dan dapat hidup pada salinitas 7 dengan Ph 6,5 -7,5. Serta dagingnya berwarna cerah atau putih, dan daging warna putih inilah yang sekarang dicari konsumen terutama untuk eksport.
Wilayah Sumatera adalah sebagai daerah pengembangan ikan patin yang cukup besar, terlebih memang ada jenis ikan patin yang berasal dari jambi. Sehingga ikan patin tidak asing lagi dan menjadi menu pavorit di setiap masakan orang Sumatra. Wilayah lain di Indonesia untuk pengembanagan ikan patin diantaranya Kalimantan dan Jawa.
Produksi  ikan patin di Indonesia berkembang  cukup pesat. Menurut  Statistik perikanan budidaya tahun 2008 produksi patin mencapai 52.470 ton dan tidak tanggung-tanggung pada tahun 2104 ditarget  1,8 juta ton. Penghasil ikan patin dunia terbesar  adalah Vietnam dengan total produksi pertahun 3 juta ton.
Daging ikan patin termsuk daging ikan yang enak dimakan dan digemari lidah orang sumatera yang sudah sangat akrab dengan daging ikan patin. Berbagai olahannya pun sudah bisa dibuat seperti patin asap dan abon patin, kerupuk ikan patin, bakso ikan  dan yang paling terkenal adalah pindang ikan patin.
Walaupun rasa daging ikan patin sudah terasa enak namun ada lagi cara agar bisa mengurangi amis serta pengau dan menjadikan ikan patin gurih dan lezat bagai diberi bumbu masak penyedap rasa yaitu dengan cara di bleeding.
Apakah bleeding pada ikan patin itu ?
Bleeding adalah istilah baru dalam perikanan yang kurang lebih diartikan sebagai cara penyembelihan ikan patin dengan menggunakan pisau atau gunting tanaman yang memotong urut darah sekitar tenggorokan atau di bawah overculum agar darahnya bisa keluar dan dilakukan dalam sebuah wadah yang sebaiknya wadah itu berisi air mengalir.
Prinsipnya adalah ikan patin yang akan diolah dalam proses kematiannya harus mengeluarkan darah. Sehingga dengan darahnya keluar maka bau amis dan pengau hilang dan rasapun menjadi gurih lezat.
Adapun cara  bleeding sangat mudah yaitu pertama siapkan bahan atau wadah yang berisi air lebih baik jika airnya ngalir, Siapkan alat pemotong urat darah bisa pisau atau gunting tanaman. Potonglah urat atau bagian yang terletak di bawah insang (overculum). Setelah itu ikan yang sudah diptong dan mengeluarkan darah ditempatkan pada wadah yang berisi air, biarkan beberapa saat sampai darahnya keluar semua.

Gambar Cara bleeding ikan patin

Adapun ukuran ikan patin yang dapat dibleeding bisa semua ukuran. Di kecamatan Palas ikan yang di bleeding ukuran 800 ons ke atas. Ukuran besar memudahkan dalam cara fillet dan hasilnya lebih memenuhi standard permintaan pasar.
Selain pada rasa , bleeding ini juga berpengaruh terhadap harga. Jika ikan patin tanpa bleeding dan dijual hidup maka harganya sekitar Rp.12.000 per kg nya sedangkan jika sudah dibleeding dan dalam keadaan mati harganya menjadi Rp.13.000. Dari kecamatan Palas ikan patin hasil bleeding di kirim ke c oldstorage yang berada di cikampek per bulannya sekitar 36 ton.
Untuk olahan ikan yang menggunakan ikan patin  sebagai bahan bakunya seperti abon patin, patin asap, bakso ikan , nugget ikan, dan pindang patin sebaiknya dilakukan bleeding. Sehingga rasa dan aromanya lebih enak dan tidak amis, tidak bau lumpur atau pengau.

Semoga bermanfaat.

Minggu, 27 Agustus 2017

pellet herbal gurame

Pellet herbal?? Ya.. Pelet herbal. Pellet merupakan bahan pakan yang dipadatkan sedemikian rupa dari bahan konsentrat atau hijauan untuk mengurangi keambaan pakan. Sedangkan herbal versi Peraturan Menteri Kesehatan 246/Menkes/Per/V1990 merupakan bahan atau ramuan bahan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral sediaan gelenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan sebagai obat-obatan. Tanaman itu sendiri tidak hanya mencakup daun tetapi juga bisa berupa biji, batang, buah dan akar.
Berarti jika kita definisikan pellet herbal merupakan pakan yang dipadatkan sedemikian rupa yang berasal dari tumbuhan yang berfungsi juga sebagai obat atau pencegahan penyakit.
Sehingga ada dua keuntungan yang didapat, dari pellet akan meningkatkan konsumsi dan efisiensi pakan, meningkatkan kadar energi metabolis pakan, membunuh bakteri patogen, menurunkan jumlah pakan yang tercecer, memperpanjang lama penyimpanan, menjamin keseimbangan nutrient dan mencegah oksidasi vitamin. Dari segi herbal berarti pakan tersebut juga berfungsi untuk mencegah ataupun mengobati penyakit.
Nah, sudah panjang lebar pengertian dan keuntungan yang kita peroleh, Pertanyaan selanjutnya “Bagaimana cara meraciknya??“,
Oke, langsung saja disini saya akan memfokuskan pada pembuatan pellet herbal untuk ikan gurami. Berdasarkan pengalaman dari Bpk. M. Nurul Badrus yang dimuat dalam TROBOS kita dapat meramu dari bahan pakan yang sebagian besar berasal dari tanaman, antara lain :
  • Jagung, bungkil kelapa, dedak padi, ampas tahu dan ikan runcah
  • Bahan herbal yaitu ragi, bawang putih, kunir kuning, jahe, tomat, wortel, jantung pisang, nanas, rebung bambu, nasi, air leri (bekas cucian beras) dan gula kelapa yang difermentasi terlebih dahulu
Proses selanjutnya bahan-bahan tersebut dicampur dan dibentuk pellet. Apabila kita memiliki keterbatasan alat maka kita dapat mengandalkan sinar matahari (bentuk pelet tenggelam).
Sebagai pendukung pakan, maka kita dapat menambahkan suplemen tambahan berupa pakan hijauan dari daun talas.
Keunggulan dari pellet herbal ini diantaranya bawang puting yang bermanfaat mencegah penyakit kulit dan nutrisi kunir kuning untuk menambah nafsu makan. Kemudian wortel untuk vitamin A dan Tomat untuk vitamin C.

budidaya lele organik

Ikan Lele merupakan keluarga Catfish yang memiliki jenis yang sangat banyak, diantaranya Lele Dumbo, Lele Lokal, Lele Phyton, Lele Sangkuriang dan lain-lain. Pada tulisan terdahulu sudah dituliskan mengenai Budi Daya Ikan Guramih Pada Kolam Terpal, pada kesempatan ini akan dibahas BUDI DAYA IKAN LELE DUMBO pada Kolam terpal. Budi Daya Ikan Lele dumbo relatif lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan budi daya guramih. Pada dasarnya metode Budi Daya ini adalah solusi untuk beberapa kondisi antara lain lahan yang sempit, modal yang tidak terlalu besar dan solusi untuk daerah yang minim air. Lele Dumbo merupakan ikan yang memiliki beberapa keistimewaan dan banyak diminati orang. Aneka masakan dari lele bisa diperoleh dengan mudah, rasa daging yang lezat dan gurih membuat bisnis budi daya lele menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan keuntungan. Selain itu Lele dumbo lebih mudah dipelihara dan cepat dalam pertumbuhannya. Dengan kondisi air yang “buruk” Lele dumbo bisa bertahan hidup dan berkembang dengan baik, dengan demikian solusi pemeliharaan lele dumbo dengan terpal menjadi alternatif yang perlu dicoba. Budi Daya Ikan Lele dumbo dengan Kolam terpal mendatangkan peluang usaha yang cukup menjanjikan dan tidak memerlukan modal usaha yang besar. Analisis budi daya Lele Dumbo dapa dilakukan dalam berbagai model untuk konsumsi dan pembibitan.
Model Budi Daya Lele Dumbo
Peluang usaha Budi daya lele dumbo dengan kolam terpal dapat dilakukan dalam beberapa bentuk antara lain, tujuan pembibitan dan tujuan konsumsi. Budi daya Ikan Lele Dumbo sebagai bibit merupakan upaya memenuhi kebutuhan bibit yang terus meningkat seiring dengan permintaan Ikan Lele Dumbo Konsumsi. Budi Daya Ikan Lele Dumbo Konsumsi merupakan upaya memelihara Ikan Lele Dumbo sampai ukuran dan bobot tertentu. Biasanya dari berat 1 ons per ekor ikan lele dumbo sampai 1 kg per ekor. Ukuran Lele Dumbo 1 Kg /ekor ke atas biasanya digunakan pada kolam pemancingan yang berisi Lele dumbo.
Salah Satu Model Kolam Terpal Lele Dumbo
Budi Daya Lele Dumbo Untuk Pembibitan
Peluang Usaha Budi Daya Lele dumbo Untuk tujuan pembibitan bisa dilakukan antara lain:
- Pemijahan dan penetasan telur lele dumbo, setelah menetas bisa dijual kepada peternak lain untuk dibesarkan atau dipelihara lagi sampai besar. Karena bibit lele dumbo baru menetas sudah bisa dijual, sehingga merupakan peluang usaha bagi yang memilih menekuni bidang ini. Jika lahan yang tersedia sempit solusi ini bisa menjadi alternatif. Modal untuk usaha ini hanya tempat dan indukan lele dumbo. Bibit Lele dumbo baru menetas biasanya dihargai berdasarkan perkiraan jumlah anakan Lele Dumbo, yang ditentukan berdasarkan bobot induk dan jumlah induk Lele Dumbo.
- Penyediaan Bibit Ukuran 2-3 cm, dalam kurun waktu satu bulan setelah menetas bibit lele dumbo telah mencapai ukuran 2-3 cm dan siap untuk dijual ke pasaran. Pembesaran benih lele dari menetas hingga ukuran ini idealnya ditempatkan pada kolam lumpur atau sawah, sehingga memerlukan lahan yang relatif luas. Meski di kolam terpal tetap bisa dilakukan tetapi tidak bisa dalam jumlah yang besar, meski demikian peluang usaha tetap terbuka. Pembesaran Lele Dumbo pada bak atau kolam terpal pada ukuran ini memerlukan makanan tambahan berupa pelet buatan pabrik.
- Penyediaan Bibit ukuran 5-7 cm, pada ukuran 5-7 cm benih lele dumbo siap dijual sebagai bibit yang mendatangkan peluang usaha. Biasanya ukuran ini dipelihara oleh peternak sampai ukuran layak konsumsi.
Pemeliharaan Lele Dumbo Untuk Konsumsi
Lele dumbo untuk keperluan konsumsi biasanya dipelihara mulai dari ukuran 5-7 cm atau lebih besar, untuk hasil panen cepat bisa dilakukan dalam waktu 2 bulan dengan pemberian makanan yang ekstra dan optimal. Peluang usaha budi daya lele dumbo untuk konsumsi ini relatif lebih mudah karena ukuran lele yang besar lebih tahan terhadap penyakit, dan tingkat hidup lebih tinggi. Untuk mendapatkan ukuran lele dumbo yang lebih besar memerlukan waktu 3 sampai 4 bulan.
Persiapan Pembuatan Kolam Terpal
Persiapan untuk budi daya lele dumbo dengan kolam terpal meliputi persiapan lahan kolam , persiapan material terpal ,dan persiapan perangkat pendukung. Lahan yang perlu disediakan disesuaikan dengan keadaan dan jumlah lele yang akan dipelihara. Untuk Pembesaran sampai tingkat konsumsi bisa digunakan lahan dengan ukuran 2 x 1x 0.6 meter, yang bisa diisi dengan 100 ekor lele dumbo ukuran 5-7 cm. Model pembuatan kolam bisa dengan menggali tanah kemudian diberi terpal atau dengan membuat rangka dari kayu yang kemudian diberi terpal. Cara pertama lebih membuat terpal tahan lebih lama.
Pemeliharaan Lele Dumbo
Pertama kali kolam terpal diisi dengan air yang tidak terlalu dalam terlebh dahulu, untuk lele dumbo ukuran 5-7 cm bisa diisi air 40 cm terlebih dahulu, agar ikan tidak terlalu capek naik dan turun dasar kolam untuk mengambil oksigen, seiring dengan bertambahnya usia dan ukuran kedalaman air ditambah. Perlu disediakan pula rumpon atau semacam perlindungan untuk lele. Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah yang tertutup.
Pemberian pakan dilakukan dengan pemberian pelet sehari dua kali, lebih bagus lagi lebih dari dua kali tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit. Jika di lingkungan tersedia pakan alami seperti Bekicot, kerang, keong emas, rayap dan lain-lain, bisa diberikan makanan alami tersebut. Makanan alami selain bisa menghemat pengeluaran juga memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga pertumbuhan lele dumbo lebih cepat. Selain itu ada beberapa teknologi yang bisa dipakai untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele dan ikan lainnya.
Meski Lele dumbo tahan terhadap kondisi air yang buruk ada baiknya perlu diganti air sekitar 10-30% setiap minggu, agar kolam tidak terlalu kotor dan berbau. Penyakit pada ikan lele mudah menyerang pada air yang kotor. Pada usia satu bulan atau jika diperlukan perlu dilakukan seleksi dan pemisahan lele yang memiliki ukuran yang berbeda. Biasanya lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan. Selain itu pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar tidak menular.

Rabu, 12 Juli 2017

PELIHARA LELE 50 HARI PANEN

biasanya pelihara  lele 3 bulan,... wow kesuen. kini kita bisa pelihara cukup 50 hari aja................
Ikan lele adalah komoditas ikan air tawar yang mempunyai nilai gizi yang tinggi dan punya ekonomis  penting.ikan lele dagingnya mengandung protein 17 %, lemak 4,8%, mineral 1,2 % ,vitamin 1,2 % dan air 75,1 %  dan ssat ini telah disajikan di rumah makan juga di lesehan sebagai pecel lele'

budidaya ikan lele dapat diusahakan di kolam tanah,kolam semen, bahkan di sawah atau yang sekarang lebih ngetrend di kolam terpal, pe[ihara lele sangat mudah, tidak menemui hambatan yang cukup berarti , selain itu benih mudah didapat dan masalah penyakit dewasa ini sudah ditemukan vaksin untuk benih ikan lele juga didukung dengan adanya probiotik.

pengembangan budidaya ikan lele trutama dilakukan dalam rangka peningkatan produksi perikanan dengan tujuan meningkatkan ketersedian protein hewani dan timgkat konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia bahkan dunia eksport, selain itu juga diharapkan utnuk meningkatkan pendapatn yang pada akhirnya meningkatkan p\kesejahteraan.

jenis ikan lele yang banyak dibudidayakan saat ini cukup banyak selain lele lokal di kenal lele dumbo, sangkuriang , piton, mamo dll. yang jenis ikan tdi cepat pertumbuhannya dan ukuran bisa besar. Ikan lele di alam hidup di sungai,rawa bahkan payau terutama dataran rendah. lele lebih menyukai tempat yang gelap agak dalam dan tenang.Mempunyai alat bantu pernapasan labirinth sehingga sanggup hidup di air yang sedikit oksigennya.

ikan lele tergolong ikan omnivora, memakan cacing, bahan organik juga tumbuhan makan pada malam hari dan mencari makan di dasar kolam. sebenarnya pemberian pakan tenggelam lebih cocok.

wadah pemelihaaraan lele dapat berupa kolam tanah,semen atau sawah bahkan kolam terpal. Bentuk kolam yang ideal empat persegi panjang. Ukuran kolam tanah luas bisa 100-500 m2. tergantung luas tanah yang tersedia dengan ketinggian pematang 1,5- 2.0 m. Uuntuk kolam semen 10-50 m2 sedangkan kolam terpal 6x4 m. dengan tinggi dinding biasanya 1-1,5m.

ikan lele termasuk ikan yang mudah dipelihara tidak membutuhkan air yang mengalir terutama untuk kolam semen dan terpal penambahan air hanya diperlukan untuk mengganti air yang hilang karena perembesan, penguapan dan stabilitas suhu

dalam persiapan kolam untk kolan tanah, persiapan kolam meliputi pengolahan dasar kolam yaitu pencangkulan pembajakan dan meratakannya. Dinding dan dasar kolam diperkeras dengan dipukul-pukul pakai balok kayu supaya tidak terjadi kebocoran.buat parit dan bak tanpung untuk pemanenan. Pemberian kapur dengandosis 50-100 gram/m2.Tergantung pH tanah. Berikan pupuk kotoran ayam dengan dosis  500-700 gram/m2.TambahKAN PROBIOTIK dengan dosis 100 gram untuk 1000 m2.


untuk kolam semen alias tembok ataupun kolan terpal,persiapan hampir sama dengan kolam tanah bedanya di kolam tembok tidak pengolahan dasr kolam dan perbaikan parit karena bak dan parit telah permanen. begitu pula untuk kolam terpal.

Setelah tiga hari kolam diisi air ,mula-mula sampai ketinggian 30-50 cm dan biarkan sampai satu minggu, sampai air kolam jadi coklat atau kehijauan berarti plangton sudah tersedia .kolam siap
diisi dengan benih lele.

Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pagi hari pada saat udara tidak panas. benih yang akan ditebar perku diaklimatisasi terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya stres karena perubahan suhu air yang mendadak. Pelaksanaan aklimatisasi adalah dengan cara memasukan air dalam wadah kantongbenih sedikit demi sedikit,secara perlahan benih dikeluarkan ,wadah kantong benih diisi air  kolam demikian seterusnya sampai benih dalam kantong wadah masuk ke dalam kolam semuanya. Perlakuakn tersebut dilaksanakan dimana wadah kantong benih tetap di dalam kolam.

Padat penebaran ikan lele dalam kolam tanah 35-50 ekor per m2 sedang kolam semen atau terpal bisa mencapai 100 ekor per m2 atau lebih tergantung daya dukungnya. ukuran benih untuk tebar sebaiknya minimal ukuran 5-7 cm.

Dalam pemberian pakan sangat menentukan keberhasilan budidaya lele, karena kurang pakan maka akan timul kanibalisme yaitu saling makan anatara kawan sendiri. untuk itu dibuatkan jadwal pemberian pakan untuk 1000 ekornya,  sebagai berikut :

No.
Hari Setelah Tebar
Jenis Pakan
Banyaknya (kg)
1.
1  -  7 hari
PF 800
2
2.
8  -  14 hari
PF 1000
3
3.
15-  23 hari
LP 1
10
4.
24-  50 hari
LP  3
85

Jumlah

100


kesimpulannya dalam penyediaan pakan pellet dari pabrik, jika memelihara 1000 ekor perlu disiapkan pellet 100 kg.

Penyakit yang biasa menyerang ikan lele adalah akibat dari infeksi bakteri aeromonas, yang timbul akibat lingkungan yang kurang baik. Penyakit yang lain adalah yang dikenal bintik putih yang disebabkan oleh protozoa .penyakit bakteri aeromonas dapat disembuhkan dengan tetrasiklin,streptomisin,dan kemecitin.
Obat tersebut diberikan dengan cara menyampurkan dalam pakan selama satu minggu dengan dosis 1 mg per 100 grm berat ikan per hari. Penyakit bintik putih diobati dengan cara merendam ikan sakit kedalam larutan garam dapur selama 30-60 menit setiap hari dalam seminggu.

Dengan tabel diatas berarti panen bisa dilakukan 50 hari saja. Adapun ikan yang akan dipanen berukuran 8-10 ekor per kg atau 100 gram per ekor. SELAMAT MENCOBA..!!!