Selasa, 10 Oktober 2017

TEKNIK PERBAIKAN PEMBUATAN ABON LELE


Oleh Sutisna, S.PKP

I.                    Pendahuluan
             Kini yang namanya abon lele sudah terkenal bukan hanya di dalam negeri  tapi keluar negeri. Diantaranya ke Belanda dan Swis.Di daerah-daerah, Pengusaha abon lele baik perorangan maupun secara kelompok sudah bermunculan dengan omset penjualan yang cukup signifikan dan keuntungan yang cukup besar. Produksi yang dicapaipun sudah cukup terhitung besar dan kontinyu, ada yang perharinya 20 kg abon sampai mungkin ratusan kg. Dampak positif yang dirasakan adalah membanntu para pembudidaya lele tidak kuatir lele tidak laku karena selain dijual ke pengumpul juga dapat dijual ke pengrajin pembuatan lele abon serta dapat memanfaatkan tenaga kerja yang ada di sekitar lingkungan pembuat abon lele serta berpangaruh pada tingkat perekonomian setempat. Namun kalau dilihat dari teknik cara pembuatan labon lele masih perlu banyak yang disempurnakan sehingga bisa
    meningkatkan produksi dan meningkatkan pula pada tingkat kesejahteraan masyarakat.


           Abon lele semakin digemari dan disenangi untuk dikonsumsi karena abon lele adalah makanan yang berprotein tinggi, aman , murah dan sehat. Sejauh ini tidak ada pembuatan abon lele ditambah dengan zat-zat kimia berbahaya  sebagai campuran pengawet karena lele dibuat abon adalah sama dengan dilakukan pengawetan . Abon lele harganya murah karena terjangkau oleh masyrakat berpenghasilan rendan sampai menengah ke atas . Harga nya dibanding dengan abon daging lainnya tergolong lebih murah .Mengkonsumsi abon lele dapat ikut mencerdaskan bangsa karena kandungan protein abon lele bisa mencapai 19 % (BBp2hp, 2012). Abon Lele juga jika disimpan pada lemari pendingin bisa mencapai 6 bulan dan bila disimpan pada suhu biasa maka bisa tahan 2 bulan, tentunya dengan kemasan yang baik.

II.                  Cara Membuat Abon Lele
             Inilah cara pembuatan abon lele yang umumnya masih digunakan oleh para pembaut abon lele yang sudah terbiasa atau para pemula yang belum dilakukan perbaikanan teknik pembuatan  abon lele.
1.      Bahan yang digunakan adalah ikan lele yang mempunyai cirri-ciri sipat fisik  kondisi segar, warna daging cerah, kenyal dan tidak berbau busuk.
2.      Bahan tambahan, bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan abon lele adalah rempah-rempah, gula pasir,garam dan penyedap rasa MSG.  bawang putih, ketumbar,,lengkuas, sereh dan daun salam
3.       Peralatan,
Peralatan yang biasa digunakan dalam pembuatan abon adalah
1). Mesin Peniris (spiner), mesin ini digunakan untuk membuang air dalam daging ikan yang telah direbus, serta membuang minyak  goreng dari bakal abon ikan yang telah digoreng.
2).Mesin pencabik daging, mesin ini digunakan untuk memarut kelapa dan lengkuas
3).Sealler, alat ini digunakan dalam proses pengemasan hasil akhir abon
4).Panci Besar
5).Wajan dan sodet
6).Tungku
7).Pisau
8).Tampah
9).Garpu Besar
10)Baskom plastic besar dan kecil

4.      Proses Produksi
Dalam proeses produksi untuk mendapatkan abon sangatlah mudah dan sederhana  yaitu :
a.      Pengadaan bahan baku, Siapkan ikan lele berupa ikan lele yang segar dan sehat serta utuh
b.      Penyiangan bahan baku, pada proses  persiapan penyiangan yaitu pemotongan ikan dan pencucian daging ikan , maka bagian kepala dan isi perut  ikan dibuang. Daging ikan hasil tahap penyiangan sebaiknya direndam dalam air yang dicampur dengan air cuka. Kadar air cuka yang dipakai adalah kurang lebih 2 %. Ini dilakukan untuk membuat bau amis hilang. Selain menggunakan cuka bau amis pada ikan lele juga bisa dihilangkan dengan menambah serai pada bumbu abon.
c.       Perebusan , potongan ikan yang  telah direndam dalam air cuka kemudian disusun kedalam panci besar dan direbus selama 30 – 60 menit. Pross perebusan akan dihentikan setelah daging ikan menjadi lunak. Selama proses perebusan tersebut juga ditambahkan daun salam dan garam.
d.      Penirisan I, ikan yang telah direbus kemudian dipres dengan mesin pengepres bisa dengan spiner atau pengepres manual. Sebelum di pres, daging ikan tersebut sebaiknya ditiriskan terlebih dahulu sekitar lima sampaai 10 menit. Tahap pengepresan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada daging ikan yang telah direbus. Makin sedikit kadar air yang dikandung  dalam daging, maka akan baik pula serat-serat daging yang dihasilkan.
e.      Pencabikan I, setelah daging ikan di pres , kemudian dilakukan proses pencabikan sampai menjadi serat –serat.  Proses ini bisa dilakukan dengan tangan atau dengan mesin pencabik (giling).
f.        Pemberian bumbu dan santan   ikan , pada tahap ini serat-serat daging hasil pencabikan ditambahkan bahan-bahan pembantu (bumbu-bumbu). Bumbu-bumbu yang ditambahkan terdiri dari: bawang putih, ketumbar, lengkuas yang telah diparut, gula pasir , garam dapur , serai , santan kelapa dan bisa juga ditambahkan daun kari, untuk memberikan rasa kare pada abon lele.
g.      Penggorengan , setelah bumbu –bumbu tercampur secara merta dalam serat-serat  daging ikan , kemudian dilakukan penggorengan kurang lebih 60 menit.  Selama proses penggorengan secara terus menerus dilakukan pengadukan agar abon ikan yang dihasilkan matang secara merata dan bumbu-bumbu dapat meresap dengan baik. Tahap penggorengan ini akan dihentikan setelah serat-serat  daging  yang  digoreng sudah berwarna kuning kecoklatan.
h.      Penirisan II, tahap  produksi  berikutnya adalah pengepresan kembali  sera-serat  daging  ikan yang telah digoreng . Proses pengepresan tahap  kedua ini bertujuan untuk mengurangi kadar minyak pasca proses penggorengan.
i.        Pencabikan II, setelah dipres , kemudiana dilakukan pencabikan tahap II agar tidak terjadi penggumpalan . Proses pencabikan tahap II ini akan dihentikan setelah terbentuk produk akhir berupa abon ikan dengan tekstur yang seragam.
j.        Pengemasan , pada tahap akhir produkasi dilakukan pengemasan abon ikan. Jika pengemasan tidak langsung dilakukan , maka produksi abon ikan akan disimpan terlebih dahulu dalam kantong plastic besar digudang  penyimpanan sebelum dilakukan pengemasan.  (dari berbagai sumber)

III.                Teknik Perbaikan dan Pembahasan
              Pada cara pembuatan abon ikan pada bab II diatas adalah cara pembuatan abon ikan yang banyak dilakukan pada umumnya . disini masih terlihat banyak hal yang perlu perbaikan  sehingga menghasilkan abon lele yang berkualitas serta produk  yang lebih banyak.
Adapun yang harus menjadi  perbaikan adalah sebagai berikut :
1.      Pada bahan yang di persiapkan adalah, berupa ikan lele dalam keadaan segar, warna daging cerah, daging terasa kenyal dan tidak berbau busuk artinya ikan lele itu dalam keadan hidup kemudian di sembelih langsung  diproses. Bahan bukan berasal dari lele yang sudah  mati yang dimasukan dalam lemari pendingin atau mati sudah lebih dari 6 jam. Hal ini akan berpengaruh pada hasil akhir, yaitu mendapatkan kualitas abon yang baik dan rasa lebih enak.
2.      Pada  bab II no 4 bagian a.  Tentang proses produksi  untuk pengadaan bahan baku teknik perbaikannya adalah  bahan baku berupa ikan lele dengan bobot per ekor usahakan diatas 1 kg dan berkelamin jantan, hal ini  akan menghasilkan serat abon atau tekstur yang halus, dan renyah. Sebab lele yang berukuran besar dan jantan memiliki serat  lebih kompak  ototnya . kemudian jika bahan baku betina akan ada telurnya yang bobot  telurnya bisa mencapai 10 % dari bobot badanya. Ikan lele yang besar mencirikan otot dagingnya yang kompak  yang  dapat menghasilakn produk abon mengembang  tidak  menggumpal karena serat ikan besar dan panjang-panjang.
3.      Pada segmen penyiangan bahan baku, kepala ikan tidak perlu dipotong  kemuadian di buang. Pemotongan kepala sama dengan membuang sebagian daging ikan.  Pengalaman kami, bila kepala ikan dibuang  maka dari 20 kg bahan akan menjadi abon 7 kg, sedangkan jika tidak dibuang kepalany menjadi 8 kg.  Sedang untuk menghilangkan amis gunakan honje.
4.      Setelah ikan lele di kukus dan diambil dagingnya sebelum dipres airnya pada spiner terlebih dahulu daging hasil kukusan itu di tumbuk. Mengapa harus ditumbuk karena apabia ada duri bisa diambil durinya dan yang lebih penting lagi dengan ditumbuk ini maka hasil akhir abon tidak menggumpal lebih mengembang seperti kapas.

Demikian semoga bermanfaat. Amin